Bimtek Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian daerah serta memperkuat struktur penerimaan daerah, mau tidak mau peranan PAD harus ditingkatkan, karena merupakan salah satu tolok ukur kemampuan dan cermin kemandirian daerah. Minimnya perolehan PAD masih dianggap sebagai hambatan dan ini harus segera dievaluasi secara sungguh-sungguh oleh masing-masing Pemerimntah Daerah dalam upaya peningkatan pelayanan dan fasilitas kepada masyarakat. Padahal, kurang efektif dan efisiennya target untuk mencapai realita pemenuhan kebutuhan masyarakat merupakan salah satu hal yang menjadi pangkal permasalahan kurang tercapainya pendapatan daerah.

Analisis potensi sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi dan investasi daerah harus diidentifikasi secara menyeluruh dan komprehensif mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, data mengenai sumber pendapatan daerah dan sejarah perkembangan menjadi acuan untuk memantapkan kemandirian daerah yang dinamis dan bertanggungjawab, serta mewujudkan pemberdayaan dan otonomi daerah dalam lingkup yang lebih nyata. Sehingga diperlukan pula upaya yang mendorong peningkatan efisiensi, efektivitas, dan profesionalisme dalam mengelola sumber pendapatan daerah. Hal ini harusnya sejalan dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan program yang dibuat oleh Kepala Daerah. Dengan kata lain, daerah seharusnya memiliki keunggulan budaya dan keunggulan lainnya yang mampu mengangkat potensi, citra, dan Pendapatan asli daerah tersebut, misalkan Kota Surabaya, Bantaeng, Sragen, Jembrana dan Kota Solo, berupaya untuk menjadi kota yang maju dengan mengoptimalkan keunggulan daerah yang tentunya ini juga menjadi komitmen kepala daerah dan masyarakat yang berbudaya, sadar bahwa kemajuan kotanya akan membawa kemajuan bagi masyrakatnya. Dilain pihak, Propinsi Bali memiliki keunggulan pariwisata, budaya dan ini menjadi kebanggaan dan faktor pendorong kemajuan wilayah tersebut. Secara otomatis maka dengan kemajuan wilayah akan memberikan dorongan terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakatnya.

Sampai saat ini masih belum tergalinya potensi pendapatan daerah pada umumnya disebabkan karena kurangnya kepekaan daerah dalam menemukan keunggulan budaya dan potensi asli daerah, kepatuhan dan kesadaran wajib pajak/retribusi yang relatif rendah, lemahnya sistem hukum dan administrasi pendapatan daerah, kelemahan aparatur, kekhawatiran birokrasi akan kegagalan dalam menjalankan programnya, ketidak optimisan akan hasil yang mungkin dicapai. Di sisi lain, sering kali pengeluaran biaya yang digunakan untuk menjalankan program dinaikkan (mark up) sejak awal pada setiap anggarannya. Padahal jika sejak awal penganggaran biaya program diefektifkan sehemat mungkin, maka sisa yang ada dapat digunakan untuk menjalankan program lainnya dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.

Untuk memperkuat struktur penerimaan serta optimalisasi PAD, beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain, Pertama: Melakukan upaya pengusahaan atau penggalian (eksploitasi) SDA yang baru. Kedua: intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. Dengan melakukan intensifikasi berarti daerah setidaknya melakukan langkah intensifikasi terhadap komponen penerimaan daerah pada pos laba usaha daerah. Optimalisasi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan pada sistem manajemen perusahaan daerah yang ada melalui implementasi Balance Score Card based planning.

Di samping itu pula dengan langkah tax effort, yaitu upaya optimalisasi PAD melalui pajak dengan melakukan upaya law enforcement bagi aparat pajak, mengkaji ulang terhadap nilai jual atau jumlah objek pajak yang ada dalam pos bagi hasil pajak (pemerintah pusat dan propinsi) seperti Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang sudah dilimpahkan ke daerah dengan mengkaji ulang NJOP, jumlah objek, dan subjek pajak. Demikian pula halnya dengan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), mengefektifkan dan mengefisienkan pengelolaan pajak, menambah jumlah pajak daerah secara proporsional dan profesional dengan melihat potensi pajak, dan retribusi daerah senyatanya.

Usaha peningkatan penerimaan daerah melalui ektensifikasi perlu diupayakan dengan menciptakan sumber penerimaan baru meliputi, menciptakan sektor produksi baru melalui upaya creative financing dengan melibatkan pihak swasta dengan stimulan yang menarik (perijinan, lahan, market yang jelas, insentif pajak) untuk menanamkan investasinya ke daerah. Identifikasi sektor unggulan terhadap potensi daerah perlu terus digali dan dikembangkan secara konsisten sebagai sumber PAD potensial, misal sektor pariwisata, pertambangan, pertanian, dan perdagangan. Ketiga: menarik investor melalui insentif pajak ringan, birokrasi yang mudah, infrastruktur yang mendukung, serta memperbanyak MICE (meeting, insentive, conference, exhibition) dengan tujuan menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan daerah yang berbanding lurus dengan pelayanan kepada masyarakat. Semakin besar pendapatan maka akan semakin besar pula peluang untuk memberikan pelayanan dan fasilitas pada masyarakat dalam berbagai bentuknya.

Jika saja PAD itu dapat dioptimalkan dan dikelola secara profesional dengan menemukan keunggulan budaya dan potensi asli daerah serta kemauan yang kuat dari seluruh stakeholder (perangkat daerah), maka akan dapat menumbuhkan daya saing daerah yang kompetitif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program yang pro-rakyat.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka dari itu Manajemen Training Centre Indonesia (MTC) akan mengadakan Bimbingan Teknis Nasional dengan tema: "Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah".
Yang akan dilaksanakan pada

September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Ibis Styles Jakarta
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Ibis Styles Jakarta
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Ibis Styles Jakarta
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Ibis Styles Jakarta
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Ibis Styles Jakarta
24 – 25
29 – 30
Hotel Ibis Styles Jakarta
29 – 30
Hotel Ibis Styles Jakarta
September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Cemerlang Bandung
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Cemerlang Bandung
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Cemerlang Bandung
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Cemerlang Bandung
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Cemerlang Bandung
24 – 25
29 – 30
Hotel Cemerlang Bandung
29 – 30
Hotel Cemerlang Bandung

September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Eden Kuta Bali
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Eden Kuta Bali
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Eden Kuta Bali
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Eden Kuta Bali
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Eden Kuta Bali
24 – 25
29 – 30
Hotel Eden Kuta Bali
29 – 30
Hotel Eden Kuta Bali
September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Pacific Batam
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Pacific Batam
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Pacific Batam
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Pacific Batam
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Pacific Batam
24 – 25
29 – 30
Hotel Pacific Batam
29 – 30
Hotel Pacific Batam

September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Pessona Malioboro Jogja
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Pessona Malioboro Jogja
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Pessona Malioboro Jogja
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Pessona Malioboro Jogja
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Pessona Malioboro Jogja
24 – 25
29 – 30
Hotel Pessona Malioboro Jogja
29 – 30
Hotel Pessona Malioboro Jogja
September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Ibis Malang
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Ibis Malang
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Ibis Malang
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Ibis Malang
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Ibis Malang
24 – 25
29 – 30
Hotel Ibis Malang
29 – 30
Hotel Ibis Malang

September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel Losari Makassar
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel Losari Makassar
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel Losari Makassar
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel Losari Makassar
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel Losari Makassar
24 – 25
29 – 30
Hotel Losari Makassar
29 – 30
Hotel Losari Makassar
September
Oktober
November
Desember
Lokasi Bimtek
08 – 09
06 – 07
03 – 04
06 – 07
Hotel The Santosa Lombok
14 – 15
13 – 14
06 – 07
12 – 13
Hotel The Santosa Lombok
18 – 19
17 – 18
14 – 15
15 – 16
Hotel The Santosa Lombok
27 – 28
26 – 27
17 – 18
19 – 20
Hotel The Santosa Lombok
30 – 31
20 – 21
26 – 27
Hotel The Santosa Lombok
24 – 25
29 – 30
Hotel The Santosa Lombok
29 – 30
Hotel The Santosa Lombok
Biaya Bimtek  ini diselenggarakan secara swadana yang dibebankan ke
masing-masing peserta/SKPD dengan Biaya sebagai berikut:
Rp. 3.000.000,- ( Tiga Juta rupiah ) / Peserta (Tidak Menginap)
Rp. 4.500.000,- ( Empat Juta Lima Ratus Ribu rupiah ) / Peserta (Penginapan )
Fasilitas sudah termaksud biaya:
  • Pelatihan selama 2 hari 
  • Menginap 3 Malam
  • Konsumsi (Coffe Break  dan Lunch) 
  • Kelengkapan Bimtek (Pena/Pensil, Note Book dan Makalah)
  • Tas Eksklusif  dan Sertifikat Bimtek
Konfirmasi pendaftaran dapat menghubungi: HP: 0823-1144-4778
Demikian atas partisipasi bapak/ibu kami ucapkan terimakasih.

Komentar